Meulaboh | Momentum sidang munaqasyah perdana Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Darul Hikmah ini menjadi sorotan khusus ketua STAI Darul Hikmah Tgk. H. Abdul Jubir, Lc, MA. Ia meminta kepada 19 mahasiswa STAI Darul Hikmah yang telah selesai melaksanakan sidang munaqasyah untuk melanjutkan studinya kejenjang S2.
“Sekarang, kesempatan untuk menjadi dosen terbuka lebar. Masih banyak perguruan tinggi yang membutuhkan dosen, termasuk kampus STAI Darul Hikmah. Dengan catatan harus lulusan S2. Berbeda dengan 5 tahun atau 10 tahun yang akan datang, bisa jadi karena regulasi baru dari pemerintah pusat, hanya lulusan S3 saja yang diterima sebagai dosen.“ Ujarnya
Khaidir, wakil ketua 1 STAI Darul Hikmah menyampaikan bahwa sidang ini merupakan agenda rutin kampus, karena itu mahasiswa STAI Darul Hikmah perlu untuk meningkatkan kualitas keilmuan agar lebih baik kedepannya.
“Kami juga berharap agar dukungan dari masyarakat terus mengalir terhadap STAI Darul Hikmah yang membawa visi besar memadukan program dayah dan perguruan tinggi. Setahu kami, di Aceh hanya ada dua (2) perguruan tinggi yang terintegrasi dengan Dayah. Satu di Samalanga dan satu lagi di Meulaboh, STAI Darul Hikmah ini. Tentu ini menjadi pilihan alternatif bagi masyarakat yang menginginkan anak-anaknya paham ilmu agama, tapi juga bergelar sarjana ” Lanjutnya.
Sayed saleh, salah seorang mahasiswa STAI Darul Hikmah yang ikut menyaksikan sidang perdana ini mengatakan ia sangat beruntung bisa kuliah di kampus STAI Darul Hikmah.
“Saya sangat senang dan bersemangat kuliah di kampus ini. Disamping bisa kuliah, saya juga bisa mengaji dan memperdalam ilmu Agama. Alhamdulillah sekarang saya juga dipercaya sebagai salah satu pengajar di Dayah Darul Hikmah Islamiyah.”Tambahnya
Iya melanjutkan “Aceh sebagai satu-satunya provinsi di Indonesia yang menerapkan qanun/undang-undang syari’at Islam harus memiliki ciri khas dalam pendidikan tingginya. Menurut saya, memadukan pendidikan dayah dan pendidikan tinggi adalah ide yang sangat tepat.”