Aceh Barat – Pentingnya mengaji kitab sambil menempuh pendidikan di perguruan tinggi menjadi sorotan dalam diskusi bersama antara Said Munawir, M.Sos, dosen Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Darul Hikmah Aceh Barat, dan Khairul Fahmi, M.Kep, dosen Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Seuramo Barat.
Keduanya menekankan bahwa mengaji kitab merupakan kebutuhan esensial bagi mahasiswa untuk membangun karakter yang unggul dan berlandaskan nilai-nilai agama.
Dalam diskusi yang berlangsung di Aceh Barat, Said Munawir menyatakan bahwa mengaji kitab adalah salah satu cara untuk memastikan mahasiswa tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki akhlak yang mulia. “Pendidikan tinggi bukan hanya soal mengejar gelar, tetapi juga soal membangun jiwa.
Mengaji kitab membantu mahasiswa memahami nilai-nilai Islam yang akan menjadi pedoman hidup mereka,” ungkapnya.Khairul Fahmi menambahkan, bagi mahasiswa di bidang kesehatan sekalipun, pemahaman agama memiliki peran yang penting. “Ketika mahasiswa kesehatan memahami nilai-nilai Islam melalui pengajian kitab, mereka akan lebih sadar akan tanggung jawab moral dalam profesi mereka.
Hal ini sangat penting untuk menjaga keseimbangan antara ilmu pengetahuan dan etika kerja,” jelasnya.Keduanya sepakat bahwa mahasiswa yang mampu memadukan pendidikan agama dengan pendidikan formal akan menjadi individu yang lebih siap menghadapi berbagai tantangan di dunia kerja maupun kehidupan sosial. Selain itu, tradisi mengaji kitab juga dianggap mampu menjaga warisan keilmuan Islam yang kaya, sekaligus memperkuat hubungan spiritual mahasiswa dengan Sang Pencipta.
Di kampus STAI Darul Hikmah Aceh Barat, kegiatan mengaji kitab sudah menjadi bagian dari budaya akademik yang terus dilestarikan. Begitu pula di STIKes Seuramo Barat, mahasiswa didorong untuk mengikuti pengajian kitab sebagai sarana pembentukan karakter yang berlandaskan iman dan takwa.”Ilmu dunia tanpa dibarengi ilmu agama hanya akan menjadi alat yang membahayakan.
Begitu pula sebaliknya, ilmu agama tanpa ilmu dunia tidak akan memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat. Oleh karena itu, integrasi keduanya sangatlah penting,” ujar Said Munawir.
Khairul Fahmi menambahkan bahwa mahasiswa perlu memanfaatkan masa kuliah dengan sebaik-baiknya untuk menyeimbangkan antara tuntutan akademik dan kebutuhan spiritual. “Mengaji kitab bukanlah beban, tetapi investasi besar bagi masa depan, baik di dunia maupun akhirat,” tegasnya.Keduanya mengajak seluruh mahasiswa di Aceh Barat untuk aktif mengikuti kegiatan mengaji kitab sambil tetap serius menjalani perkuliahan.
Dengan demikian, diharapkan lahir generasi muda yang tidak hanya cerdas, tetapi juga memiliki akhlak dan jiwa kepemimpinan yang kuat.Melalui pendekatan ini, kampus-kampus di Aceh Barat berupaya menjadi pelopor dalam melahirkan lulusan yang unggul, tidak hanya dalam bidang ilmu pengetahuan tetapi juga dalam ketakwaan kepada Allah SWT.